Senin, 16 Juli 2012

kucing dan toxoplasmosis

Ketika saya memposting tulisan tentang kucing, saya mendapatkan pertanyaan & komentar  seputar Toxoplasmosis. Juga terdapat ekspressi kekhawatiran  jika memelihara kucing. Pertanyaan dan ekspressi khawatir yang saya tangkap itu,  memicu keinginan saya untuk mengulas sedikit tentang penyakit ini. Barangkali sebagian orang sudah sangat paham akan penyakit ini, namun saya berpikir barangkali tulisan saya ini ada gunanya bagi yang lainnya. Toxoplasmosis, adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh protozoa parasit bernama Toxoplasma gondii.  Bukan virus, seperti banyak dikira orang awam. Penyakit ini cukup populer terutama di kalangan wanita hamil, karena serangan penyakit ini dapat mengganggu pertumbuhan janin dan bahkan keguguran.
Saat pemeriksaan kehamilan pertama, dokter kandungan mengharuskan saya untuk mengambil test TORCH, begitu beliau tahu saya seorang dokter hewan. Walau sudah saya jelaskan bahwa saya tidak membuka praktek, namun saya tetap diharuskan menjalani test TORCH saat itu juga. “Harus, dok! Karena dokter pasti banyak bergaul dengan berbagai macam hewan. Dan memiliki kemungkinan terekspose dengan kucing yang sakit atau yang menjadi induk semang Toxoplasma sebelumnya.”  Demikian kata dokter kandungan itu dengan wajah khawatir.  Akhirnya, saya jalani juga test itu sesuai dengan petunjuknya. Syukurlah, pemeriksaan serologis menunjukkan bahwa saya sama sekali tidak mengidap Toxoplasmosis.  Tubuh saya bersih dari parasit itu, walaupun saya memang cukup banyak terekspose dengan kucing.
TORCH sendiri adalah suatu pemeriksaan gabungan terhadap penyakit Toxoplasmosis (parasit), Rubella (virus), Cytomegalovirus (virus) dan Herpes Simplex (virus) – 4 penyakit yang dapat membahayakan kehamilan dan janin. Sehingga memang perlu dilakukan oleh setiap Ibu hamil.
Parasit Toxoplasma gondii, memiliki 2 fase hidup yakni fase Sexual dan fase Asexual. Fase Sexual adalah fase dimana parasit ini melakukan pembiakan. Sedangkan fase Asexual, adalah fase dimana parasit ini tidak melakukan pembiakan.
Keluarga kucing-kucingan (kucing rumah, macan , singa, leopard dan sebagainya) merupakan induk semang utama parasit ini di fase sexual.  Tapi perlu dicatat, bahwa tidak semua kucing terinfeksi oleh Toxoplasma.  Hanya kucing yang terinfeksi yang memiliki parasit ini di dalam tubuhnya. Di tubuh kucing yang terinfeksi inilah proses pembiakan Toxoplasma terjadi,  dimana bentuk micro dan macrogametosit dari Toxoplasma mengalami fusi dan membentuk Oocyste. Oocyste dikeluarkan lewat tinja kucing yang terinfeksi dan membentuk spora yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang disebut dengan Sporozoite.
Jika tinja kucing yang mengandung Sporozoite ini mencemari tanaman dan tanpa sengaja tertelan oleh mahluk lain misalnya sapi, kambing, ayam atau kuda (atau bahkan manusia) maka dengan sendirinya Toxoplasma ini akan hidup di dalam jaringan tubuh binatang-binatang itu atau dalam tubuh kita. Di dalam tubuh binatang-binatang ini, Toxoplasma menjalani fase Asexualnya alias tidak bisa berbiak. Ia hanya mengalami perubahan bentuk yakni Tachyzoite (yang menyebabkan infeksi akut), lalu berubah menjadi Bradyzoite ( yang menyebabkan infeksi kronis) dan akhirnya membentuk Cyste di dalam jaringan binatang-binatang ini. Nah, jika kita memakan daging dari ternak yang terinfeksi Toxoplasma itu, maka kita juga ikut terinfeksi Toxoplasma.
Jadi, ada 3 hal yang kita bisa lihat dari sini:
1. Tidak semua kucing menularkan Toxoplasmosis kepada kita, karena tidak semua kucing terinfeksi Toxoplasma gondii.
2. Kucing memang merupakan induk semang penting untuk berbiak bagi Toxoplasma. Kita bisa terinfeksi Toxoplasma jika  oocyst  pada tinja kucing yang terinfeksi  tanpa sengaja tertelan oleh kita – misalnya jika kita tidak mencuci tangan dengan bersih habis bermain-main di pasir tempat kucing yang terinfeksi itu membuang kotorannya.
3. Infeksi toxoplasma pada diri kita tidak hanya ditularkan oleh kucing yang terinfeksi, tapi bisa juga melalui binatang lain yang terinfeksi (saat kita memakan daging  sapi, kambing, ayam dari  ternak yang terinfeksi). Artinya tanpa memelihara kucingpun, sebenarnya tetap ada kemungkinan bagi seseorang untuk terinfeksi oleh toxoplasma.
Adapun hal-hal yang perlu kita lakukan untuk menghindarkan diri dari kemungkinan terinfeksi Toxoplasma antara lain:
1. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air hingga bersih sebelum  makan.
2. Jangan memakan daging mentah. Dan jangan memberikan daging mentah pada kucing.
3. Menyediakan tempat khusus untuk kotoran kucing (misalnya bak pasir).
4. Rawat kucing dengan baik dan jaga kesehatannya dengan baik. Beri makanan yang cukup  agar daya tahannya terhadap penyakit meningkat.
5. Periksakan kesehatan kucing peliharaan kita  secara berkala ke dokter hewan terdekat. Dokter Hewan akan membantu melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah kucing kita terinfeksi Toxoplasma atau tidak.
6. Untuk wanita hamil -  untuk menghindari kekhawatiran dan keraguan, maka sangat dianjurkan untuk mengambil test TORCH di bawah pengawasan & konsultasi dokter kandungan. Sehingga, apabila memang terkena infeksi parasit ini pun bisa ditangani dengan baik.
Point saya di sini adalah bahwa penyakit menular itu ada dimana-mana dan berbagai bentuk jenisnya. Mahluk yang menjadi penularnyapun beragam. Bukan hanya kucing yang terinfeksi, namun binatang lain yang terinfeksi juga bisa menularkan berbagai penyakit berbahaya ke tubuh kita. Demikian juga orang (manusia) yang sakit , sama saja berbahayanya dalam hal potensi menyebarkan penyakit menular. Namun bukan berarti  bahwa kita harus menutup hubungan dengan semua kucing hanya gara-gara ada kucing yang terinfeksi Toxoplasma kemudian menularkan penyakit itu ke manusia. Karena tidak semua kucing itu berpenyakit. Sama halnya dengan manusia. Kita tidak perlu menutup hubungan dengan semua orang, hanya gara-gara ada satu orang manusia yang mengidap penyakit menular ( misalnya lepra) dan menularkan penyakit itu ke orang lain.  Kan bukan berarti semua manusia akan menularkan penyakit itu ke kita, bukan?

Jadi, sebenarnya kita tidak perlu bersikap paranoid terhadap kucing. Yang penting adalah bagaimana kita menjaga kebersihan diri kita  dan kebersihan serta kesehatan kucing peliharaan kita.

1 komentar: