Ketika saya memposting
tulisan tentang kucing, saya mendapatkan pertanyaan & komentar
seputar Toxoplasmosis.
Juga terdapat ekspressi kekhawatiran jika memelihara kucing.
Pertanyaan dan ekspressi khawatir yang saya tangkap itu, memicu
keinginan saya untuk mengulas sedikit tentang penyakit ini. Barangkali
sebagian orang sudah sangat paham akan penyakit ini, namun saya berpikir
barangkali tulisan saya ini ada gunanya bagi yang lainnya.
Toxoplasmosis, adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh protozoa
parasit bernama Toxoplasma
gondii. Bukan virus,
seperti banyak dikira orang awam. Penyakit ini cukup populer terutama di
kalangan wanita hamil, karena serangan penyakit ini dapat mengganggu
pertumbuhan janin dan bahkan keguguran.
Saat pemeriksaan
kehamilan pertama, dokter kandungan mengharuskan saya untuk mengambil
test TORCH, begitu beliau tahu saya seorang dokter hewan. Walau sudah
saya jelaskan bahwa saya tidak membuka praktek, namun saya tetap
diharuskan menjalani test TORCH saat itu juga. “Harus, dok! Karena
dokter pasti banyak bergaul dengan berbagai macam hewan. Dan memiliki
kemungkinan terekspose dengan kucing yang sakit atau yang menjadi induk
semang Toxoplasma sebelumnya.” Demikian kata dokter kandungan itu
dengan wajah khawatir. Akhirnya, saya jalani juga test itu sesuai
dengan petunjuknya. Syukurlah, pemeriksaan serologis menunjukkan bahwa
saya sama sekali tidak mengidap Toxoplasmosis. Tubuh saya bersih dari
parasit itu, walaupun saya memang cukup banyak terekspose dengan kucing.
TORCH sendiri adalah
suatu pemeriksaan gabungan terhadap penyakit Toxoplasmosis
(parasit), Rubella
(virus), Cytomegalovirus
(virus) dan Herpes
Simplex (virus) – 4 penyakit yang dapat membahayakan kehamilan dan
janin. Sehingga memang perlu dilakukan oleh setiap Ibu hamil.
Parasit Toxoplasma
gondii, memiliki 2 fase hidup yakni fase Sexual dan fase Asexual.
Fase Sexual adalah fase dimana parasit ini melakukan pembiakan.
Sedangkan fase Asexual, adalah fase dimana parasit ini tidak melakukan
pembiakan.
Keluarga
kucing-kucingan (kucing rumah, macan , singa, leopard dan sebagainya)
merupakan induk semang utama parasit ini di fase sexual. Tapi perlu
dicatat, bahwa tidak semua kucing terinfeksi oleh Toxoplasma. Hanya
kucing yang terinfeksi yang memiliki parasit ini di dalam tubuhnya. Di
tubuh kucing yang terinfeksi inilah proses pembiakan Toxoplasma terjadi,
dimana bentuk micro dan macrogametosit dari Toxoplasma mengalami fusi
dan membentuk Oocyste. Oocyste dikeluarkan lewat tinja kucing yang
terinfeksi dan membentuk spora yang tahan terhadap kondisi lingkungan
yang disebut dengan Sporozoite.
Jika tinja kucing yang
mengandung Sporozoite ini mencemari tanaman dan tanpa sengaja tertelan
oleh mahluk lain misalnya sapi, kambing, ayam atau kuda (atau bahkan
manusia) maka dengan sendirinya Toxoplasma ini akan hidup di dalam
jaringan tubuh binatang-binatang itu atau dalam tubuh kita. Di dalam
tubuh binatang-binatang ini, Toxoplasma menjalani fase Asexualnya alias
tidak bisa berbiak. Ia hanya mengalami perubahan bentuk yakni Tachyzoite (yang menyebabkan infeksi akut), lalu
berubah menjadi Bradyzoite ( yang menyebabkan infeksi kronis) dan
akhirnya membentuk Cyste di dalam jaringan binatang-binatang ini. Nah,
jika kita memakan daging dari ternak yang terinfeksi Toxoplasma itu,
maka kita juga ikut terinfeksi Toxoplasma.
Jadi, ada 3 hal yang
kita bisa lihat dari sini:
1. Tidak semua kucing
menularkan Toxoplasmosis kepada kita, karena tidak semua kucing
terinfeksi Toxoplasma gondii.
2. Kucing memang
merupakan induk semang penting untuk berbiak bagi Toxoplasma. Kita bisa
terinfeksi Toxoplasma jika oocyst pada tinja kucing yang terinfeksi
tanpa sengaja tertelan oleh kita – misalnya jika kita tidak mencuci
tangan dengan bersih habis bermain-main di pasir tempat kucing yang
terinfeksi itu membuang kotorannya.
3. Infeksi toxoplasma
pada diri kita tidak hanya ditularkan oleh kucing yang terinfeksi, tapi
bisa juga melalui binatang lain yang terinfeksi (saat kita memakan
daging sapi, kambing, ayam dari ternak yang terinfeksi). Artinya tanpa
memelihara kucingpun, sebenarnya tetap ada kemungkinan bagi seseorang
untuk terinfeksi oleh toxoplasma.
Adapun hal-hal yang
perlu kita lakukan untuk menghindarkan diri dari kemungkinan terinfeksi
Toxoplasma antara lain:
1. Selalu mencuci
tangan dengan sabun dan air hingga bersih sebelum makan.
2. Jangan memakan
daging mentah. Dan jangan memberikan daging mentah pada kucing.
3. Menyediakan tempat
khusus untuk kotoran kucing (misalnya bak pasir).
4. Rawat kucing dengan
baik dan jaga kesehatannya dengan baik. Beri makanan yang cukup agar
daya tahannya terhadap penyakit meningkat.
5. Periksakan
kesehatan kucing peliharaan kita secara berkala ke dokter hewan
terdekat. Dokter Hewan akan membantu melakukan pemeriksaan untuk
memastikan apakah kucing kita terinfeksi Toxoplasma atau tidak.
6. Untuk wanita hamil
- untuk menghindari kekhawatiran dan keraguan, maka sangat dianjurkan
untuk mengambil test TORCH di bawah pengawasan & konsultasi dokter
kandungan. Sehingga, apabila memang terkena infeksi parasit ini pun bisa
ditangani dengan baik.
Point saya di sini
adalah bahwa penyakit menular itu ada dimana-mana dan berbagai bentuk
jenisnya. Mahluk yang menjadi penularnyapun beragam. Bukan hanya kucing
yang terinfeksi, namun binatang lain yang terinfeksi juga bisa
menularkan berbagai penyakit berbahaya ke tubuh kita. Demikian juga
orang (manusia) yang sakit , sama saja berbahayanya dalam hal potensi
menyebarkan penyakit menular. Namun bukan berarti bahwa kita harus
menutup hubungan dengan semua kucing hanya gara-gara ada kucing yang
terinfeksi Toxoplasma kemudian menularkan penyakit itu ke manusia.
Karena tidak semua kucing itu berpenyakit. Sama halnya dengan manusia.
Kita tidak perlu menutup hubungan dengan semua orang, hanya gara-gara
ada satu orang manusia yang mengidap penyakit menular ( misalnya lepra)
dan menularkan penyakit itu ke orang lain. Kan bukan berarti semua
manusia akan menularkan penyakit itu ke kita, bukan?
Jadi, sebenarnya kita
tidak perlu bersikap paranoid terhadap kucing. Yang penting adalah
bagaimana kita menjaga kebersihan diri kita dan kebersihan serta
kesehatan kucing peliharaan kita.