Senin, 16 Juli 2012

kucing dan toxoplasmosis

Ketika saya memposting tulisan tentang kucing, saya mendapatkan pertanyaan & komentar  seputar Toxoplasmosis. Juga terdapat ekspressi kekhawatiran  jika memelihara kucing. Pertanyaan dan ekspressi khawatir yang saya tangkap itu,  memicu keinginan saya untuk mengulas sedikit tentang penyakit ini. Barangkali sebagian orang sudah sangat paham akan penyakit ini, namun saya berpikir barangkali tulisan saya ini ada gunanya bagi yang lainnya. Toxoplasmosis, adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh protozoa parasit bernama Toxoplasma gondii.  Bukan virus, seperti banyak dikira orang awam. Penyakit ini cukup populer terutama di kalangan wanita hamil, karena serangan penyakit ini dapat mengganggu pertumbuhan janin dan bahkan keguguran.
Saat pemeriksaan kehamilan pertama, dokter kandungan mengharuskan saya untuk mengambil test TORCH, begitu beliau tahu saya seorang dokter hewan. Walau sudah saya jelaskan bahwa saya tidak membuka praktek, namun saya tetap diharuskan menjalani test TORCH saat itu juga. “Harus, dok! Karena dokter pasti banyak bergaul dengan berbagai macam hewan. Dan memiliki kemungkinan terekspose dengan kucing yang sakit atau yang menjadi induk semang Toxoplasma sebelumnya.”  Demikian kata dokter kandungan itu dengan wajah khawatir.  Akhirnya, saya jalani juga test itu sesuai dengan petunjuknya. Syukurlah, pemeriksaan serologis menunjukkan bahwa saya sama sekali tidak mengidap Toxoplasmosis.  Tubuh saya bersih dari parasit itu, walaupun saya memang cukup banyak terekspose dengan kucing.
TORCH sendiri adalah suatu pemeriksaan gabungan terhadap penyakit Toxoplasmosis (parasit), Rubella (virus), Cytomegalovirus (virus) dan Herpes Simplex (virus) – 4 penyakit yang dapat membahayakan kehamilan dan janin. Sehingga memang perlu dilakukan oleh setiap Ibu hamil.
Parasit Toxoplasma gondii, memiliki 2 fase hidup yakni fase Sexual dan fase Asexual. Fase Sexual adalah fase dimana parasit ini melakukan pembiakan. Sedangkan fase Asexual, adalah fase dimana parasit ini tidak melakukan pembiakan.
Keluarga kucing-kucingan (kucing rumah, macan , singa, leopard dan sebagainya) merupakan induk semang utama parasit ini di fase sexual.  Tapi perlu dicatat, bahwa tidak semua kucing terinfeksi oleh Toxoplasma.  Hanya kucing yang terinfeksi yang memiliki parasit ini di dalam tubuhnya. Di tubuh kucing yang terinfeksi inilah proses pembiakan Toxoplasma terjadi,  dimana bentuk micro dan macrogametosit dari Toxoplasma mengalami fusi dan membentuk Oocyste. Oocyste dikeluarkan lewat tinja kucing yang terinfeksi dan membentuk spora yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang disebut dengan Sporozoite.
Jika tinja kucing yang mengandung Sporozoite ini mencemari tanaman dan tanpa sengaja tertelan oleh mahluk lain misalnya sapi, kambing, ayam atau kuda (atau bahkan manusia) maka dengan sendirinya Toxoplasma ini akan hidup di dalam jaringan tubuh binatang-binatang itu atau dalam tubuh kita. Di dalam tubuh binatang-binatang ini, Toxoplasma menjalani fase Asexualnya alias tidak bisa berbiak. Ia hanya mengalami perubahan bentuk yakni Tachyzoite (yang menyebabkan infeksi akut), lalu berubah menjadi Bradyzoite ( yang menyebabkan infeksi kronis) dan akhirnya membentuk Cyste di dalam jaringan binatang-binatang ini. Nah, jika kita memakan daging dari ternak yang terinfeksi Toxoplasma itu, maka kita juga ikut terinfeksi Toxoplasma.
Jadi, ada 3 hal yang kita bisa lihat dari sini:
1. Tidak semua kucing menularkan Toxoplasmosis kepada kita, karena tidak semua kucing terinfeksi Toxoplasma gondii.
2. Kucing memang merupakan induk semang penting untuk berbiak bagi Toxoplasma. Kita bisa terinfeksi Toxoplasma jika  oocyst  pada tinja kucing yang terinfeksi  tanpa sengaja tertelan oleh kita – misalnya jika kita tidak mencuci tangan dengan bersih habis bermain-main di pasir tempat kucing yang terinfeksi itu membuang kotorannya.
3. Infeksi toxoplasma pada diri kita tidak hanya ditularkan oleh kucing yang terinfeksi, tapi bisa juga melalui binatang lain yang terinfeksi (saat kita memakan daging  sapi, kambing, ayam dari  ternak yang terinfeksi). Artinya tanpa memelihara kucingpun, sebenarnya tetap ada kemungkinan bagi seseorang untuk terinfeksi oleh toxoplasma.
Adapun hal-hal yang perlu kita lakukan untuk menghindarkan diri dari kemungkinan terinfeksi Toxoplasma antara lain:
1. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air hingga bersih sebelum  makan.
2. Jangan memakan daging mentah. Dan jangan memberikan daging mentah pada kucing.
3. Menyediakan tempat khusus untuk kotoran kucing (misalnya bak pasir).
4. Rawat kucing dengan baik dan jaga kesehatannya dengan baik. Beri makanan yang cukup  agar daya tahannya terhadap penyakit meningkat.
5. Periksakan kesehatan kucing peliharaan kita  secara berkala ke dokter hewan terdekat. Dokter Hewan akan membantu melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah kucing kita terinfeksi Toxoplasma atau tidak.
6. Untuk wanita hamil -  untuk menghindari kekhawatiran dan keraguan, maka sangat dianjurkan untuk mengambil test TORCH di bawah pengawasan & konsultasi dokter kandungan. Sehingga, apabila memang terkena infeksi parasit ini pun bisa ditangani dengan baik.
Point saya di sini adalah bahwa penyakit menular itu ada dimana-mana dan berbagai bentuk jenisnya. Mahluk yang menjadi penularnyapun beragam. Bukan hanya kucing yang terinfeksi, namun binatang lain yang terinfeksi juga bisa menularkan berbagai penyakit berbahaya ke tubuh kita. Demikian juga orang (manusia) yang sakit , sama saja berbahayanya dalam hal potensi menyebarkan penyakit menular. Namun bukan berarti  bahwa kita harus menutup hubungan dengan semua kucing hanya gara-gara ada kucing yang terinfeksi Toxoplasma kemudian menularkan penyakit itu ke manusia. Karena tidak semua kucing itu berpenyakit. Sama halnya dengan manusia. Kita tidak perlu menutup hubungan dengan semua orang, hanya gara-gara ada satu orang manusia yang mengidap penyakit menular ( misalnya lepra) dan menularkan penyakit itu ke orang lain.  Kan bukan berarti semua manusia akan menularkan penyakit itu ke kita, bukan?

Jadi, sebenarnya kita tidak perlu bersikap paranoid terhadap kucing. Yang penting adalah bagaimana kita menjaga kebersihan diri kita  dan kebersihan serta kesehatan kucing peliharaan kita.

Selasa, 10 Juli 2012

Identitas Diri




Nama                    : Sri Widodo
Nim                       : 8933161388
Progdi                   : D3 Keperawatan

Pencernaan Pada Manusia


Pencernaan Pada Manusia
Proses: memasukkan, menyimpan makanan     sementara, mencerna scr fisik & kimiawi,    absorbsi, menyimpan sementara & defekasi

·      Empat tahap utama dalam pengolahan makanan:
1.   Penelanan(Ingesti)
2.   Pencernaan(digesti)
3.   Penyerapan(absorpsi)
4.   Pembuangan (eliminasi)

Organ-organ pencernaan


Organ-organ pencernaan


I.    Mulut

Berfungsi mengambil dan memasukkan makanan, terdiri dari : bibir, mulut, gigi, lidah

-  Bibir
-  Mulut:
  • Cavitas Buccalis
  • Cavitas Oris


-  Gigi

Fungsi: memanipulasi makanan (memarut, memotong), menyerang, memegang mangsa, membantu lokomosi. Jml & jenis bervariasi.

-Lidah

Fungsi membantu menelan, bicara
Bagian belakang: jar limfoid tonsila lingualis
Bagian depan: kasar, ditutupi papillae (filiformis, fungiformis,foliate dan sirkum vallata)‏

-Kelenjar ludah

Menghasilkan air liur/air ludah/saliva yang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki pH sekitar 6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C.
Fungsi air liur/saliva :

  • Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan.
  • Melindungi selaput mulut.
  • Mencerna makanan secara kimiawi.
   
Terdiri dari 3 macam kelenjar ludah berdasarkan letaknya :

  1. Glandula parotis yaitu kelenjar ludah yang terletak di belakang telinga. Menghasilkan ludah berbentuk cair yang disebut serosa. Merupakan kelenjar ludah terbesar.
  2. Glandula submandibularis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah rahang bawah. Menghasilkan air dan lendir yang disebut seromucus. 
  3. Glandula sublingualis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah lidah. Menghasilkan getah yang sama dengan glandula submandibularis.


KELENJAR LUDAH


II.    Pharynx

  • Percabangan antara esofagus dan trachea terdapat epiglottis
  • Struktur pharynx

    Dinding pharynx tersusun atas tiga lapisan yaitu :

  • Lapisan mukosa, Terletak paling dalam dan bersambung dengan hidung (sal. Pernapasan), mulut dan sal. Eustakhius.  
  • Lapisan fibrosa, 
  • Lapisan berotot.  otot utama pada pharinx ialah otot konstriktor (epiglottis)


III. ESOFAGUS

Sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm. Dimulai dari pharynx sampai pintu masuk kardiak lambung.  Esofagus berdinding empat lapis. Lapisan paling luar berupa jaringan ikat renggang (dua lapis serabut otot), lapisan submukosa dan paling dalam lapisan lendir (mukosa).  Makanan diteruskan kelambung dengan gerakan peristaltik (meremas ). Hidrolisa amilum terus berlanjut




IV. LAMBUNG (Ventrikulus) 

 - Sebagai gudang makanan, kontraksi ritmik → mencampur makanan dgn enzim

- Lambung terdiri dari empat lapisan:
  • Lapisan peritoneal (lapisan serosa).
  • Lapisan berotot terdiri:
Cardia : langsung berhubungan dengan esofagus. terdapat sfincter cardiae, sel kolumner →  mucus
Fundus : tebal, terdapat kelenjar gastrik, sel  kolumner → enzim, HCl,  mucus
Pylorus : berhubungan dgn duodenum, terdapat sfingter phylorica
  • Lapisan submukosa (pembuluh darah dan limfe)
  • Lapisan mukosa
Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan banyak saluran limfe. Permukaan mukosa dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung berupa :
  • Kelenjar kardia, berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dengan mengeluarkan sekret mukus alkali
  • Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja yang berisi berbagai jenis sel yaitu sel asam (asam pada getah lambung) dan musin.
  • Kelenjar pilorik berbentuk tubuler yang menghasilkan mukus alkali
Getah lambung → Menghentikan kerja amilase, Menghancurkan matrix extrasel,makanan, Membunuh mikroba. Beberapa enzim pencernaan yang terdapat dalam getah lambung :
  • pepsin dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidrokhlorida dan bekerja atas protein diubah menjadi pepton (mudah larut)
  • Renin membentuk susu dan kasien dari karsinogen yang mudah larut (pembekuan susu menjadi keju).
  • Lipase (enzim pemecah lemak) sebagai awal pencernaan lemak dalam lambung


Fungsi lambung

  1. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek
  2. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan olel usus
  3. Protein diubah menjadi pepton
  4. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan
  5. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung
  6. Faktor antianemia dibentuk
  7. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum


V.  Usus halus 

Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :

  1. Duodenum/usus duabelas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m.
  2. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7 m.
  3. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.

Proses penyerapan (dalam jejunum dan ileum)

nutrisi (asam amino+gula) → epitelium usus halus  → epitelium uniseluler kapiler (laktea)  →  distribusi kilomikron (lemak+kolesterol dilapisi protein) → limfa          vena+jantung
~    laktea, kapiler, dan vena → vili menyatu   pembuluh portal hati berhubungan dengan hati   →  molekul-molekul organik yang lain  glukosa 0,1%  
à jantung dan seluruh tubuh.
Tabel absorbsi dalam usus halus



Fungsi usus halus

  1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
  2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino. 
  3. Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.


Kelenjar dalam usus halus

  1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
  2. Eripsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
  3. Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida.
  4. Maltosa mengubah maitosa menjadi monosakarida.
  5. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

VI.    Kelenjar Pankreas

Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan limpa. Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam darah. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. Enzim tersebut yaitu :
  • Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltose.
  • Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan gliserol.
  • Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
  • Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.
  • Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.


VII. HATI/HEPAR

Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.

 Empedu mengandung :

  1. Garam kholat yang berfungsi :Mengaktifkan lipase pancreas.Menurunkan tekanan permukaan butir-butir  lemak sehingga dapat diemulsikan dalam pencernaan Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air dan mudah diserap.
  2. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman     empedu sehingga membuat pH empedu menjadi 7, 1 –     8,5.
  3. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air. Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone.

Empedu berfungsi :

  • Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak.
  • Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.

Hepar berfungsi :

  • Menghasilkan cairan empedu.
  • Menawarkan racun.
  • Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
  • Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
  • Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
  • Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh




VIII.          USUS BESAR / INTESTINUM MAYOR.

Panjangnya ±. l½ m,lebarnya 5 - 6cm.
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar;
  1.  Selaput lendir.
  2. Lapisan otot melingkar.
  3. Laplsan otot memanjang.
  4. Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:
  1. Menyerap air dan makanan.
  2. Tempat tinggal bakteri koli.
  3. Tempat feses.

Seikum. (caecum)

      Di bawah seikum terdapat appendiks Vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup


Kolon Asendens 

      Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.


 Appendiks (usus buntu). 

      Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.


Kolon Transversum. 

      Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat Fleksura Lienalis 


Kolon Desendens. 

      Panjangnya ±. 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.


Kolon Sigmoid. 

      Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.


 Rektum. 

      Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis. 


Anus. 

      Adalah bagian dan saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spincter:

  1.  Spincter Ani internus, bekerja tidak menurut kehendak.
  2. Spincter Levator Ani. bekerja juga tidak menurut kehendak.
Spincter Ani Eksternus. bekerja menurut kehendak. 

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa di dalam tubuh. Keseimbangan  ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan haluaran air dan elektrolit melalui pengaturan dalam tubuh.

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

Cairan tubuh didistribusikan antara dua kompartemen cairan utama yaitu :
1. Cairan  intraseluler
2. Cairan ekstraseluler

CAIRAN INTRASELULER ( CIS )
  • Adalah cairan yang terkandung dalam sel
  • Pada orang dewasa  kira – kira 2/3 dari cairan tubuh
  • Pada bayi ½ dari cairan tubuh

CAIRAN EKSTRASELULER ( CES )
  • Adalah cairan di luar sel
  • Ukuran relative menurun dengan peningkatan usia
  • Terdiri dari :

1. Cairan interstitial ( CIT )
Merupakan cairan di sekitar sel. Pada orang dewasa sama dengan kira – kira 8 liter. Volume CIT kira – kira dua kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa

2. Cairan intravaskuler ( CIV )
Cairan yang terkandung dalam pembuluh darah. Rata – rata volume darah pada orang dewasa kira – kira  5 – 6 liter
Fungsi darah mencakup :
ü  Pengiriman nutrient ke jaringan
ü  Transport produk sisa ke ginjal dan paru – paru
ü  Pengiriman antibody dan sel darah putih ke tempat infeksi
ü  Transport hormone
ü  Sirkulasi panas tubuh

3. Cairan transeluler
Merupakan cairan yang terkandung dalam rongga khusus dari tubuh
Contoh :
ü  cairan serebrospinal
ü  cairan pleura
ü  cairan sinovial
ü  cairan intraokular

PERGERAKAN CAIRAN TUBUH

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses yaitu :
1.      Difusi : adalah proses di mana partikel yang terdapat dalam  cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.
2.      Osmosis : adalah bergeraknya  pelarut bersih seperti air melalui membrane semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentras yang lebih tinggi
3.      Transport aktif : adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh.
4.      Filtrasi : adalah gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah.


PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN
1.      Asupan cairan, terutama diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat pengendali rasa haus berada di hipotalamus di otak.
2.      Haluaran cairan, cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal
3.      Hormone, hormone utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit adalah ADH dan aldosteron

PENGATURAN ELEKTROLIT

KATION
  • Kation utama yaitu  natrium, kalium, kalsium dan magnesium terdapat dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler
  • Kerja ion – ion ini mempengaruhi transmisi neurokimia dan transmisi neuromuskuler yang mempengaruhi fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, alam perasaan dan perilaku serta fungsi saluran pencernaan.

ANION
  • Anion utama adalah klorida, bikarbonat dan fosfat
  • Anion juga ditemukan di ruang intraseluler dan ekstraseluler
  • Anion mempengaruhi keseimbangan dan fungsi cairan, elektrolit dan asam basa

NATRIUM
  • Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstraseluler
  • Natrium serum normal 137 – 147 mEq/L
  • Natrium penting dalam mempertahankan kepekaan dan konduksi saraf dan jaringan otot, serta membantu dalam pengaturan keseimbangan asam basa

KALIUM
  • Merupakan kation utama cairan intraseluler
  • Kalium serum normal 3,5 – 5,0 mEq/L
  • Memegang peranan penting dalam metabolisme sel

KALSIUM
  • Salah satu ion tubuh yang paling banyak, terutama dikombinasi dengan fosfor untuk membentuk garam mineral dari tulang dan gigi.
  • Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi  jantung, pembekuan darah serta pembentukan tulang dan gigi
  • Kadar kalsium serum normal 8,5 – 10,5 mg/dl

MAGNESIUM
  • Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intraseluler
  • Sangat penting untuk aktivitas enzim
  • Transmisi aktivitas  neuromuskuler
  • Transmisi dalam system syaraf pusat
  • Kadar magnesium serum normal adalah 1,5 – 2,5 mEq/L

CHLORIDA
  • Terdapat pada cairan intraseluler dan ekstraseluler
  • Normalnya sekitar 95 – 105 Eq/L

BIKARBONAT
  • HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh
  • Terdapat pada cairan intraseluler  dan ekstraseluler

FOSFAT
  • Merupakan anion buffer dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler
  • Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa



MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN

HIPOVOLEMI
  • Adalah suatu kondisi akibat kekurangan  volume cairan ekstraseluler dan dapat terjadi karena kehilangan  melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, perdarahan
  • Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, konstipasi, oliguri, penurunan tekanan darah,  peningkatan HR, peningkatan suhu,  turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering

HIPERVOLEMIA
  • Adalah penambahan / kelebihan volume cairan ekstraseluler
  • Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat, ascites, edema, ronchi, kulit lembab

KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA

ASIDOSIS RESPIRATORIK
  • Disebabkan kegagalan system pernapasan membuang CO2 dari cairan tubuh
  • Kerusakan pernapasan, peningkatan PCO2, penurunan pH
  • Penyebab penyakit obstruksi, penurunan aktivitas pusat pernapasan ( trauma kepala, perdarahan, narkotik, anestesi

ALKALOSIS RESPIRATORIK
  • Disebabkan kehilangan CO2 dari paru – paru
  • Penurunan PCO2 arteri, pH >  7,45
  • Penyebab diantaranya pneumonia,  demam, meningitis

ASIDOSIS METABOLIK
  • Terjadi akibat peningkatan konsentrasi ion hydrogen di dalam cairan ekstraseluler
  • pH menurun, HCO3 menurun
  • Gejala pernapasan kusmaul ( pernapasan cepat dan dalam), disorientas, koma

ALKALOSIS  METABOLIK
  • Disebabkan kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa
  • Bikarbonat meningkat, pH meningkat
  • Penyebab : mencerna sebagian besar basa
  • Gejala : apatis, lemah, gangguan mental, kram, pusing

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA

·         Usia
·         Ukuran tubuh
·         Temperature lingkungan
·         Gaya hidup
·         Sakit

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
  • Pemasukan dan pengeluaran
  • Tanda umum masalah elektrolit
  • Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
  • Proses penyakit
  • Pengobatan tertentu
  • Status perkembangan
  • Faktor psikologis


2. Pengukuran Klinik
    a. Berat Badan
  • Kehilangan / pertambahan berat badan menunjukkan masalah keseimbangan  cairan
  • 2 % : ringan,  5 % : sedang,  10%  : berat
   
b. Keadaan umum
  • Pengukuran TTV
  • Tingkat kesadaran
  
c. Pengukuran  masukan cairan
  • Cairan oral : oral dan NGT
  • Cairan parenteral
  • Makanan yang cenderung mengandung air
  • Irigasi NGT

d. Pengukuran keluaran cairan
  • Urin
  • Feses
  • Muntah
  • Tube drainase
  • IWL

3. Pemeriksaan fisik
  • Integument : turgor kulit, edema, sensasi rasa
  • Kardiovaskuler : tekanan darah, Hb, bunyi jantung
  • Mata : cekung
  • Neurology : tingkat kesadaran, gangguan motorik dan sensorik
  • Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, bising usus

4. Pemeriksaan penunjang
  • Pemeriksaan elektrolit
  • Pemeriksaan darah
  • Pemeriksan urin
  • Analisa Gas Darah

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Aktual / resti kekurangan volume cairan dan elektrolit
Definisi : kondisi di mana pasien mengalami / beresiko kekurangan cairan pada ekstraseluler  dan vaskuler

Kemungkinan berhubungan dengan :
·         Kehilangan cairan berlebihan
·         Menurunnya intake oral
·         Penggunaan diuretic
·         Perdarahan


Kemungkinan data :
·         Hipotensi
·         Takikardi
·         Pucat
·         Kelemahan
·         Konsentrasi urin pekat





Kondisi klinik  diantaranya :
·         Koma
·         Mual muntah
·         Diare
·         Perdarahan
·         Intake cairan tidak adekuat

Intervensi :
  • Ukur dan catat intake dan output, turgor, TTV, status mental, berat badan. Lab
  • Berikan makanan dan cairan
  • Berikan support verbal dalam pemberian cairan
  • Jaga oral hygiene
  • Berikan pendidikan kesehatan tentang intake dan output cairan, tanda dan gejala dehidrasi serta terapi
  • Berikan pengobatan sesuai program terapi

2. Volume cairan berlebih

Definisi : kondisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema

Kemungkinan berhubungan dengan :
·         Retensi garam dan air
·         Efek pengobatan

Kemungkinan  data yang ditemukan :
·         Edema
·         Anasarka
·         Oliguri
·         Hipertensi
·         Edema paru

Kondisi klinik :
·         Gagal ginjal
·         Sirosis hepatic
·         Imobilisasi yang lama

Intervensi :
·         Ukur dan monitor intake output, BB, tekanan darah, suara paru
·         Pada klien bed rest, rubah posisi setiap 2 jam, latihan pasif dan aktif
·         Hindari penekanan dan berikan lotion pada kulit yang mengalami edema
·         Berikan pengetahuan tentang intake dan output cairan, edema, BB, pengobatan
·         Monitor foto rontgen paru
·         Kolaborasi dalam pemberian cairan, obat dan efek pengobatan